Keterangan Gambar : Kepala Dinas BPPDRD, Muhammad Idham
rumahhijaurakyat.com, Balikpapan, – Kepala Badan Pengelola Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Kota Balikpapan (BPPDRD), Muhammad Idham, mengonfirmasi bahwa kebijakan efisiensi anggaran yang dikeluarkan oleh Presiden Indonesia akan mempengaruhi pemasukan kas retribusi daerah di kota Balikpapan. Kebijakan tersebut diperkirakan akan berdampak signifikan pada beberapa sektor penting, terutama sektor pariwisata, hotel, dan restoran.
Idham menjelaskan bahwa instruksi presiden ini mengarah pada pengurangan kegiatan-kegiatan yang menghabiskan anggaran yang besar, termasuk acara-acara besar dan seminar yang melibatkan peserta dari luar daerah. Menurutnya, selama ini, Balikpapan sangat bergantung pada penyelenggaraan even-even besar, seperti konferensi, seminar, dan acara dinas, yang banyak melibatkan peserta luar daerah. Even-even besar ini biasanya menjadi salah satu sumber pendapatan bagi sektor perhotelan dan pariwisata, serta turut memberikan kontribusi besar terhadap kas retribusi daerah.
Namun, seiring dengan adanya pengurangan kegiatan tersebut, sektor-sektor terkait akan mengalami penurunan yang cukup terasa. “Selama ini kita mengandalkan penyelenggaraan even besar untuk mendongkrak sektor pariwisata dan hotel. Namun, dengan pengurangan kegiatan tersebut, tentu saja pemasukan dari sektor-sektor ini akan berkurang,” ungkap Idham.
Salah satu sektor yang paling terdampak adalah sektor pariwisata. Pengurangan even-even besar yang biasa digelar di Balikpapan diperkirakan akan mengurangi jumlah wisatawan yang datang ke kota ini. Dengan turunnya jumlah even besar, seperti seminar dan acara dinas dari luar daerah, otomatis jumlah pengunjung yang datang untuk mengikuti acara tersebut juga berkurang.
Idham menambahkan bahwa hal ini turut mempengaruhi tingkat hunian hotel-hotel yang ada di Balikpapan. Biasanya, hotel-hotel tersebut memperoleh banyak pengunjung yang datang untuk mengikuti berbagai jenis kegiatan, termasuk seminar, konferensi, dan acara lainnya. Dengan berkurangnya kegiatan tersebut, okupansi hotel-hotel di Balikpapan terlihat lebih sepi, dan tingkat hunian kamar mengalami penurunan yang cukup signifikan. Bahkan, beberapa hotel melaporkan penurunan jumlah tamu yang datang selama beberapa bulan terakhir.
“Akibat pengurangan even besar, hotel-hotel di Balikpapan kini terlihat lebih sepi, dengan tingkat hunian yang menurun. Hal ini jelas berpengaruh terhadap pemasukan pajak daerah dari sektor pariwisata dan perhotelan,” tambah Idham.
Meski sektor-sektor tersebut menghadapi tantangan yang cukup besar, Idham tetap optimis bahwa Balikpapan akan dapat beradaptasi dengan kebijakan ini. Dia menyarankan agar sektor perhotelan dan pariwisata perlu melakukan inovasi agar tetap dapat bertahan dalam kondisi yang serba terbatas ini. Salah satu langkah yang dapat diambil adalah dengan menggali potensi pariwisata lokal yang lebih terjangkau dan berfokus pada event-event yang lebih kecil namun tetap menarik minat wisatawan.
Selain itu, Idham juga mengingatkan bahwa penting bagi para pelaku industri untuk memaksimalkan potensi pasar lokal dan menggali peluang baru di luar kegiatan besar. Dengan memanfaatkan media digital dan promosi berbasis online, sektor pariwisata dan perhotelan Balikpapan dapat menjangkau audiens yang lebih luas, meskipun dalam skala yang lebih kecil.
Meskipun kebijakan efisiensi anggaran diperkirakan akan berdampak dalam jangka pendek, Idham berharap kondisi ini tidak akan bertahan lama. Dia menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah, sektor swasta, dan masyarakat untuk mengatasi dampak dari kebijakan ini. Pemerintah daerah juga diharapkan dapat menciptakan kebijakan-kebijakan yang dapat membantu sektor-sektor yang terdampak, baik dalam bentuk insentif maupun dukungan promosi.
Pihaknya berharap bahwa meskipun ada dampak jangka pendek, sektor-sektor terkait dapat beradaptasi dengan kebijakan ini dan tetap menjaga stabilitas ekonomi daerah. Pemerintah Kota Balikpapan pun telah merencanakan beberapa strategi untuk mendukung sektor pariwisata dan perhotelan, seperti meningkatkan kualitas destinasi wisata lokal dan memperkenalkan program-program baru yang lebih menarik bagi wisatawan domestik.
Instruksi Presiden mengenai efisiensi anggaran memang membawa dampak langsung terhadap beberapa sektor penting di Balikpapan, terutama sektor pariwisata, hotel, dan restoran. Namun, meskipun ada penurunan signifikan pada pemasukan retribusi daerah, dengan strategi adaptasi dan inovasi yang tepat, Balikpapan diharapkan dapat bertahan dan menemukan peluang baru untuk memulihkan kondisi ekonomi daerahnya. Penerapan kebijakan ini menjadi tantangan, namun juga kesempatan bagi Balikpapan untuk mengembangkan potensi lain yang dapat meningkatkan perekonomian daerah secara berkelanjutan. (war)
Tulis Komentar