Fauzi Adi Firmansyah : Pasar Pandan Sari Belum Maksimal Komisi II Dorong Inovasi dan Pengawasan Harga Jelang Ramadan

$rows[judul]


rumahhijaurakyat.com,balikpapan  – Kondisi Pasar Pandan Sari Balikpapan kembali menjadi sorotan setelah Komisi II DPRD Balikpapan melakukan inspeksi mendadak (sidak) pada Senin (24/02/2025). Dalam sidak tersebut, anggota dewan menemukan bahwa pemanfaatan gedung pasar, khususnya di lantai 2 dan 3, masih jauh dari optimal.

Anggota Komisi II, Fauzi Adi Firmansyah, mengungkapkan bahwa selama ini pihaknya hanya mendapatkan laporan mengenai kondisi pasar. Namun, setelah melihat langsung, ia memastikan bahwa banyak area yang masih kosong dan belum dimanfaatkan secara maksimal.

Menurut Adi, upaya relokasi pedagang ke lantai 2 dan 3 menghadapi berbagai tantangan. Salah satunya adalah kebiasaan konsumen yang lebih memilih berbelanja di lantai dasar, sehingga pedagang enggan berpindah ke lantai atas.

“Tadi sudah saya koordinasikan dengan Bu Yuspin dari Dinas Perdagangan Balikpapan. Kalau relokasi pedagang ke lantai 2 dan 3 Pasar Pandan Sari Balikpapan, kemungkinannya cukup berat," ujar Adi.

Ia mencontohkan bagaimana perubahan strategi dapat membantu meningkatkan kunjungan ke lantai atas, seperti yang terjadi di pusat perbelanjaan Ramayana. “Di Ramayana, lantai 3 sebelumnya sepi sekali, tetapi sekarang ada inovasi baru dengan menghadirkan wahana permainan dan tampilan berbeda. Akhirnya, ramai lagi. Mudah-mudahan di Pasar Pandan Sari juga bisa demikian,” tambahnya.

Selain menyoroti kondisi pasar, Komisi II juga memastikan kesiapan Pasar Pandan Sari dalam menghadapi bulan Ramadan. Menurut Adi, meskipun ada kenaikan harga pada beberapa bahan pokok, situasinya masih dalam batas wajar dan tidak perlu dikhawatirkan oleh masyarakat.

“Secara umum, untuk persiapan bulan Ramadan, masyarakat tidak perlu khawatir. Memang ada kenaikan harga, tetapi tidak signifikan. Artinya, masih dalam batas kewajaran,” jelasnya.

Namun, ia menegaskan bahwa jika terjadi lonjakan harga yang tidak terkendali, Komisi II tidak akan tinggal diam. Mereka siap berkoordinasi dengan Aparat Penegak Hukum (APH) untuk memastikan tidak ada spekulasi harga yang merugikan masyarakat.

“Jika ada indikasi permainan harga, seperti penimbunan barang oleh oknum tertentu, maka kami akan mengambil langkah tegas. Salah satunya dengan menggandeng APH untuk melakukan pengawasan lebih ketat agar harga tetap stabil dan tidak ada kecurangan dalam proses jual beli,” tegasnya.

Dengan temuan ini, Komisi II mendorong pengelola pasar untuk mencari solusi kreatif guna menghidupkan kembali lantai 2 dan 3 Pasar Pandan Sari. Beberapa strategi yang dapat diterapkan adalah promosi yang lebih gencar, pemberian insentif bagi pedagang yang bersedia menempati lantai atas, hingga menghadirkan atraksi atau konsep baru yang menarik minat pengunjung.

“Kita harus belajar dari tempat lain. Kalau dibiarkan seperti ini, tentu akan terus sepi. Harus ada gebrakan dari pengelola agar lantai atas bisa menarik pengunjung,” ungkap Adi.

Ia berharap dengan adanya perbaikan tata kelola, Pasar Pandan Sari tidak hanya menjadi tempat transaksi ekonomi, tetapi juga berkembang sebagai pusat perbelanjaan rakyat yang nyaman dan strategis bagi semua pihak. (rud)

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)