Warga Sangga Buana, Balikpapan Utara, Keluhkan Belum Tersambungnya Air PAM dari PDAM

$rows[judul]

rumahhijaurakyat.com, Balikpapan, – Warga di kawasan Sangga Buana, Kelurahan Graha Indah, Kecamatan Balikpapan Utara, mengungkapkan keluhan mereka terkait belum adanya pemasangan sambungan air PAM dari PDAM meskipun telah mengajukan permohonan hampir lima tahun lalu. Padahal, kebutuhan air bersih di daerah tersebut sangat mendesak dan sangat diharapkan oleh warga setempat.


Saat ditemui (5/4/25) Sudaryono, salah satu warga RT 60 Sangga Buana, menuturkan bahwa selama ini mereka terpaksa mengandalkan air sumur bor sebagai alternatif penyediaan air bersih. Namun, kualitas air tersebut dinilai jauh dari standar yang diinginkan. 

“Kualitas air yang kami dapatkan sangat jauh dari harapan. Sebelum digunakan, kami harus menyaring air itu terlebih dahulu menggunakan tandon penampung, baru bisa dialirkan ke rumah masing-masing. Ini tentunya tidak ideal dan mempengaruhi kualitas hidup kami,” ujarnya. 

Masalah ini menjadi perhatian utama warga yang merasa sudah cukup lama menunggu solusi dari pemerintah kota. Mereka mengungkapkan keinginan untuk segera mendapatkan akses air bersih yang memadai, seperti yang sudah dinikmati oleh banyak wilayah lainnya di Balikpapan. Pemasangan sambungan air PAM dari PDAM dianggap sebagai solusi terbaik untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.

Menurut Sudaryono, keluhan ini sudah disampaikan kepada pihak berwenang, namun hingga saat ini belum ada tindak lanjut yang signifikan. Padahal, permohonan tersebut sudah diajukan hampir lima tahun yang lalu. 

“Kami sangat berharap pemerintah kota, khususnya Walikota Balikpapan, bisa memberikan perhatian serius terhadap masalah ini. Kami bukan hanya menginginkan kenyamanan, tetapi juga kesehatan warga yang sangat tergantung pada air bersih,” kata Sudaryono dengan nada penuh harap.

Selain masalah kualitas air, ketergantungan pada air sumur bor juga memunculkan tantangan tambahan, terutama selama musim kemarau ketika ketersediaan air semakin terbatas. Hal ini membuat warga harus lebih berhemat dalam menggunakan air untuk keperluan sehari-hari, seperti mandi, mencuci, hingga untuk keperluan rumah tangga lainnya.

Salah satu dampak dari kualitas air yang buruk adalah meningkatnya potensi gangguan kesehatan. Beberapa warga sudah melaporkan keluhan terkait dengan masalah kulit dan gangguan pencernaan yang diduga berasal dari kualitas air yang tidak terjamin kebersihannya.

Warga juga menyatakan bahwa ketergantungan pada sistem gotong royong untuk mengelola air sumur bor semakin memperberat beban mereka. Pasalnya, pengelolaan air tersebut membutuhkan biaya dan tenaga yang tidak sedikit, serta tidak menjamin kelancaran pasokan air secara merata ke seluruh rumah warga.

Dengan kondisi tersebut, Sudaryono dan warga lainnya sangat berharap agar pemerintah kota segera merespons permohonan mereka. Mereka meminta agar sambungan air PAM dari PDAM dapat segera dipasang, sehingga mereka bisa menikmati air bersih dengan kualitas yang lebih baik dan tidak lagi harus bergantung pada solusi darurat yang selama ini dilakukan.

Pihak terkait, terutama Walikota Balikpapan, diharapkan dapat turun tangan langsung untuk memastikan bahwa kebutuhan dasar warga ini segera dipenuhi. Bagi warga Sangga Buana, akses air bersih bukan hanya sebuah kenyamanan, tetapi juga hak dasar yang harus dipenuhi oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat.(war)

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)